Siang
tadi, jalan-jalan di kota ini kembali dipenuhi dengan mimbar-mimbar bebas
elemen-elemen mahasiswa, organisasi masyarakat, dan lembaga penggiat anti
korupsi. Semua satu suara mengutuki para koruptor yang menggerogoti harta Negara
untuk kepentingan individu dan kelompoknya. korupsi memang menjadi penyakit
yang sudah sedemikian kronis di Negeri ini.
Korupsi
Menurut Fockema Andrea berasal dari bahasa latin “corruption” atau “corruptus”.
Selanjutnya, disebutkan bahwa ‘corruption’ itu sendiri berasal dari kata ‘corrumpere’
yang merupakan suatu kata dari bahasa latin yang lebih tua yang berarti
kerusakan atau kebobrokan.
Ya
9 Desember hari ini semua teriak ANTI
KORUPSI! Namun tak lebih dari sekedar euphoria seperti tahun-tahun
sebelumnya, aksi tahunan peringatan hari anti korupsi di kota ini masih saja
sama. Orasi, teatrikal, cap tangan sebagai bentuk dukungan, sampai dengan aksi
tutup jalan dan tentu saja tak pernah absen dari pemberitaan selalu berujung
rusuh dan bentrokan. Entahlah mungkin cara kita memahami konsep berdemokrasi
yang salah yang membuat kita salah dalam berekspresi, salah dalam bersikap,
salah dalam mengaktualisasikan diri, salah cara dalam menyampaikan pendapat
tapi ya, kota ini jika dikaitkan dengan aksi demonstrasi begitu identik dengan
kata rusuh, ricuh, dan bentrokan.
Teramat
kontras terasa ketika ANTI KORUPSI
kemudian dengan lantang diteriakkan disegala penjuru jalan-jalan kota lalu
dengan seenaknya mengekspresikan diri dengan melakukan pengrusakan terhadap aset-aset
Negara, marka jalan, lampu lalu lintas dan pos-pos polisi. Ya melihat akar kata
dari korupsi itu sendiri yang berarti kerusakan atau kebobrokan, lalu apa
bedanya para pelaku pengrusakan pada aksi demonstrasi peringatan hari anti
korupsi siang tadi dengan para Koruptor yang mereka maki dengan seribu sumpah
serapah sedetik sebelumnya. Sama-sama pembuat kerusakan, sama-sama merugikan Negara,
sama-sama menyengsarakan rakyat. Sejatinya yang mereka maki, yang mereka sumpah
serapahi sedetik yang lalu adalah diri mereka sendiri. Tak lebih mereka sendiri
adalah para koruptor yang membuat kerusakan di negeri ini.
Seorang
pernah berkata, Jika apa yang akan kau sampaikan itu penting, maka cara dalam
penyampaiannyapun tidak kalah penting.
Hari
ini, mari kita teriak dengan lantang bahwa kita semua ANTI KORUPSI! Dengan tidak ikut-ikutan menjadi perusak di negeri
ini seperti para tikus-tikus koruptor yang dengan keserakahan dan ketamakannya
menggerogoti asset Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan cuman diliat ya.....satu dua kata cukup lahh....biar jadi motifasi tuk nulisx.