Jumat, 24 Oktober 2008

Legalisasi Prostitusi???

Masalah prostitusi di negeri ini harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Betapa tidak, menjamurnya lokalisasi pelacuran di suatu daerah turut mempengaruhi terjadinya dekadensi moral di tengah-tengah masyarakat. Lebih menghawatirkan lagi ketika masalah prostitusi itu mulai merambah dan menginfeksi kalangan remaja yang notabene sebagai generasi penerus bangsa. Entah sudah berapa banyak remaja kita yang terjebak dalam bisnis haram ini. Penyebabnya banyak, akan tetapi hal yang paling serin ditemukan rata-rata karena factor ekonomi dan lingkungan pergaulan yang memaksa mereka harus masuk dalam lingkungan tersebut.

Jika melihat dari sisi aturan, kaidah dan norma yang berlaku di masyarakat, masalah prositusi tersebut sangat bertentangan baik dengan undang-undang positif, norma social apalagi dengan kaidah agama. Akan tetapi semua aturan tersebut seakan tidak dapat memproteksi masyarakat dari peyakit masyarakat tersebut. Bagaimana tidak, pemerintah dinilai kurang serius dalam menangani masalah prostitusi. Memang kadang kita mendengar adanya razia dan penggerebekan d\terhadap lokalisasi pelacuran dan pekerja sex komersil, akan tetapi razia dan penggerebekan tersebut bagai rutinitas belaka. Saya katakana rutinitas karena tak jarang razia pada lokalisasi pelacuran sudah dilakukan puluhan kali akan tetapi belum juga membuat terhentinya atau bubarnya aktifitas dalam lokalisasi tersebut. Hal ini membuktikan aparat tidak tegas dan serius dalam memberantas prostitusi.

Kemarin (selasa 21 oktober 2008) salah satu TV swasta menayangkan berita tentang sebuah Orgaisasi Anti AIDS di Balikpapan dibantu aparat pemerintah setempat mengadakan pelatihan bagi para PSK penghuni lokalisasi pelacuran, tentang tatacara serta pentingnya memakai kondom ketika melayani "PELANGGAN". Saya langsung berpikir apa undang-undang di negara ini dan norma-norma kesusilaan masyarakat setempat telah melegalkan dan menghalalkan yang namanya prostitusi? ataukah kita sudah apriori dan pesimistis dalam hal memberantas prostitusi? atau kita sudah letih dan kehabisan akal untuk menghilangkan prostitusi?
Dari kegiatan yang diadakan ini, seakan-akan organisasi Anti AIDS tersebut ingin berkata "Tidak Apa-Apa Berzina asalkan Memakai Kondom" . Naudzubillah...Entah akan jadi apa generasi indonesia selanjutnya.

Saya dapat mengerti ketakutan mereka tentang bahaya AIDS, tentang akibat kematian yang dapat terjadi pada orang yang terinfeksi penyakit AIDS, tapi apa mereka tidak tahu akibat yang lebih besar lagi yang akan timbul ketika prostitusi, zina dan semacamnya di biarkan bahkan dilegalkan? Bukan hanya penyakit yang akan timbul, bukan hanya kematian yang akan terjadi, justru kemerosotan / dekadensi moral masyarakat dan generasi muda kita yang lebih mengerikan dari itu semua yang tentunya dapat menjadi indikator dan isyarat akan matinya sebuah bangsa.

Bayangkan ketika hari ini kita apatis terhadap mewabahnya prostitusi, menjamurnya lokalisasi, di halalkannya zina...Entah akanjadi apa generasi bangsa ini 10 tahun mendatang???

Yang perlu dilakukan sebenarnya jika kita ingin mencegah timbulnya dan penularan penyakit AIDS maka kita harus menghilangkan segala faktor penyebabnya dulu yang salah satunya adalah hubungan sex diluar nikah. Bukannya malah membiarkan bisnis prostitusi dengan membekali para PSK dengan KONDOM dengan dalih "biar AMAN katanya".
Aman dari apa??? AIDS iya. Moral hancur, bangsa rusak, Dosa,....Jangan Ditanya!!!

Rabu, 01 Oktober 2008

Minal Aidhin WAl Faidzin


Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar.... Laa ilaaha Illallaah...Hu Allahu Akbar... Allahu Akbar Walillaa Hilhamd...

Gema Takbir berkumandang bertalu-talu mengiringi hari kemenangan meninggalkan bulan ramadhan yang penuh berkah dan ampunan.
Akhirnya hari kemenangan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di seantero dunia telah tiba. Bersyukurlah mereka yang melewati bulan ramadhan dengan penuh kesabaran, ikhlas dan tawakkal kepada Allah Swt. Perayaan Idul Fitri terkandung makna yang sangat luas karena mencakup hubungan manusia dengan Tuhannya dan dengan sesamanya manusia.

Pertanyaannya yang akan muncul kemudian adalah apakah puasa kita diterima atau tidak? Apakah puasa yang kita lakukan ini hanya ritual simbolik semata, sebatas menahan lapar dan dahaga? Bagi umat muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri merupakan hari kemenangan sejati dimana Allah akan membalasnya dengan ridha dan magfirahNya. Tidak sampai disitu, dalam perayaan Idul Fitri juga terkandung makna social yang lebih penting. Karena jangan sampai disaat kita sedang bersuka cita berpesta merayakan Lebaran, ada diantara saudara-saudara kita yang tengah dalam keadaan menderita karena tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Itulah sebenarnya makna dari diwajibkannya orang muslim untuk mngeluarkan zakat fitrah pada bulan rhamadhan. Agar kita dapat berbagi bersama orang-orang yang mungkin kurang beruntung.

Selain itu dalam idul fitri juga terkandung makna saling memaafkan diantara sesama. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah setelah selesai melakukan shalat bersama sahabat beliau mengaminkan sebanyak tiga kali dalam doanya. Setelah shalat itupun para sahabat bertanya mengapa Rasul mengaminkan sebanyak 3 kali. Rasulullah menceritakan bahwa dia mengaminkan doa malaikat Jibril as yang memohon 3 doa kepada Allah; Jibril berdoa agar Allah tidak menerima amalan ibadah puasa anak yang berdosa kepada orang tuanya, suami yang berdosa kepada istrinya atau sebaliknya, dan orang yang memiliki kesalahan terhadap orang lain sedang orang tersebut belum ridho untuk memaafkan kesalahnya.

Minal ‘Âidîn wal Faizîn Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H (mohon maaf lahir dan batin)