Rabu, 20 Mei 2009

Arogansi dan Kesewenang-wenangan



Tangismu wahai bocah Khoiyaroh
Yang terdengar galau
diantara raungan sirine dan hentakan laras aparat
ditengah kebisingan dan kekacauan
yang serta merta timbul
disebuah jalan
di kota Surabaya

Jeritmu wahai bocah Khoiyaroh
Yang seketika pecah
saat panas yang membakar
saat perih yang teramat sangat
Kau rasakan pada tubuh mungilmu
yang legam

Rintihanmu wahai bocah Khoiyaroh
Yang mengiringi nafasmu
saat segala penderitaan dan kepedihan
tak sanggup lagi kau tahankan
pada ragamu yang tengah sekarat
di batas kematian

Kini, tubuhmu yang tak lagi bernyawa
terbujur kaku
Oleh arogansi penguasa
Oleh kesewenang-wenangan aparat
Oleh penertiban yang tak pernah tertib
Atas nama KEindahan dan ketertiban sebuah kota

Selasa, 12 Mei 2009

Upaya Konspirasi Dibalik Kasus Yang Menimpa Antasari Azhar

Kasus pembunuhan yang menimpa Nasruddin Zulkarnain yang menyeret ketua KPK Antasari Azhar perlu di kaji lebih jauh. Hal ini dikarenakan dalam kasus tersebut boleh jadi ada unsur politis atau konspirasi yang ingin menjatuhkan Antasari Azhar sebagai ketua KPK yang selama ini sangat aktif dalam memberantas korupsi yang membelenggu negeri ini.

1.Kecurigaan saya muncul ketika pelaku penembakan atau eksekutor nasruddin Zulkarnain tertangkap oleh pihak kepolisian, mereka secara langsung menunjuk antasari sebagai dalang atau otak dari rencana pembunuhan nasruddin.

Bukankah hal ini menjadi aneh ketika pelaku dilapangan langsung mengetahui otak dari rencana pembunuhan tersebut padahal seperti diberitakan selama ini, skema atau struktur komando pelaku yang katanya dari Antasari Azhar sampai pasa eksekutor lapangan terdapat setidaknya 3-4 perantara.

Sebegitu terbukanyakah ke 3 atau 4 perantara tersebut memberitahu siapa yang merencanakan pembunuhan tersebut kepada para eksekutor Jika memang betul antasari pelaku intelektualnya. Kalau boleh dikatakan mereka smua kurang atau sama skali tidak profesional sebagai bagian dari perencana pembunuhan tersebut.

2.Hal yang menjadi aneh kemudian saat kejaksaan agung serta merta mengeluarkan surat pencekalan terhadap Antasari Azhar justru sebelum Antasari dipanggil sebagai saksi dan 6 jam kemudian berubah statusnya menjadi tersangka oleh pihak kepolisian. Pertanyaannya, Ada apa dibalik keluarnya surat pencekalan tersebut,? Mengapa kejaksaan Agung terkesan terburu-buru mengeluarkan surat pencekalan padahal belum ada pemeriksaan resmi dari pihak Kepolisian???
Apakah ini hanya ego kejaksaan yang seperti selama ini pihak kejaksaan merasa tersaingi atau “jengkel” dengan pihak KPK (Antasari) dalam menangani kasus korupsi dinegeri ini ?

3.Isu yang kemudian berkembang atau sengaja dikembangkan oleh pihak-pihak tertentu dibantu blow up dari media yang mengatakan bahwa pembunuhan Nasruddin Zulkarnain berlatarbelakang Cinta atau perselingkuhan antara Antasari Azhar dengan Rani Juliani yang notabene istri siri Nasruddin sangat tidak masuk akal. Saya pikir, isu ini terlalu murahan bagi seorang Antasari Azhar karena isu ini terkesan sengaja dihembuskan untuk menutupi motif utama dari pembunuhan Nasruddin tersebut.

Dari penggeledahan pihak kepolisian terhadap rumah Sigit Haryo Wibisono yang disebut-sebut sebagai penyandang dana pembunuhan tersebut, polisi menemukan rekaman CCTV yang menggambarkan adanya pertemuan Antasari dengan Sigit dan Wiliardi Wizar. Mudahnya penemuan sejumlah rekaman tersebut dirumah Sigit mengindikasikan bukti tersebut sengaja masih tersimpan agar mudah ditemukan. Lihat saja hasil rekaman yang katanya sebagian sudah teredit (tidak bersuara) dan sebagian lagi (percakapan antasari yang dapat bermakna ambigu) justru terdengar. Seakan-akan hal tersebut disengaja oleh Sigit Haryo sebagai pemilik rumah ataupun pihak-pihak tertentu.

Ada apa dibalik ini semua….??? semoga seluruh stake holder yang terkait dapat segera menuntaskan masalah ini…!!!
selayaknya kita tetap berpegang teguh pada asas praduga tak bersalah agar tidak terjadi pembunuhan karakter dalam kasus ini dan diharapkan peran media agar tidak menimbulkan opini yang berakibat buruk pada seseorang.
Wallahu Alam Bissawwab……………..