Kamis, 26 Mei 2011

"Senja dari Ketinggian"

Bersama angin yang menyapa wajahku

dan cakrawala yang sedang terbakar dihorison

pekik Takbir menggema dikejauhan

semesta ber-tasbih memuji-Mu

ya Rabb

atas kesempatan menikmati ada-Mu

merasakan alam nan damai

dan teman perjalanan yang sehati

ya, inilah curahan Rahman dan Rahim-Mu

Karst-Camba, Mei 2011


Minggu, 17 April 2011

M I N D

Pukul 3 dinihari,
dan kau masih disana
Tersesat di kepalaku
Memenuhi alam pikiranku
bersama sebuah buku yang sedang kubaca
berbagi tempat,
dengan seribu satu rekam jejak hidupku

Entah sejak kapan..
kau mulai ada disana.
tapi yang pasti,
tanpa kusadari
sudah ada ruang tersendiri
dengan sekat yang hampir permanen
Dan jika kau merasa asing
disana,
coba masuk lebih dalam lagi
itu ensiklopedi tentangku
Baca, kenali dan lihatlah.

Maaf,
tapi kuharap
kau tetap disana,bersabar
Sampai waktu itu tiba
suatu saat..
Ketika kumenemukan waktu yang tepat
Membawamu, menuntunmu,
menuju hatiku yg terus menantimu..

"..."

Tentang ada
Berada, dan Tiada..
Tentang alam
Semesta dan Jagad Raya..
Tentang aku
Kau dan Kita..
Masih sebuah misteri

dan Saat ini,
aku berdiri, Sendiri
Menatapmu, dunia..!

Rabu, 02 Maret 2011

Dengarkan.--

Dengarkan..
Gemeretak ranting
yang terhempas
jatuh, remuk ke bumi


Gemerisik dedaunan
gugur berserakan tak beraturan


Hembusan angin
dingin, menjelajah angkasa
sendirian..


dan suara tetesan air
mengalun teratur
seirama



Ya,
kau dengar??
malam sedang berbisik kepada-mu..
mengabarkan,
tentang bahasa kesunyian
lewat suara alam.



dan.., kau tau??
akan kubisikkan pada-mu

tentang bahasa
yang pernah diajarkan Adam kepada Hawa
tentang banyak hal
yang membuat mereka menyatu


kembali,
di Jabal Rahmah..

Beku menjelang Subuh

Di penghujung malam;
Langit gelap

gemuruh guntur
meledak dikejauhan

hembusan angin dingin membekukan

perlahan-lahan menetes,

diwajahmu

dan akhirnya; Jatuh memenuhi hatimu.

Seperti hujan yang jatuh Di malam musim dingin yang turun tanpa bintang

Seperti hujan yang jatuh

Di malam musim dingin yang turun tanpa bintang,

Berguguran dari celah langit yang terbuka,

Lalu pecah berhamburan,

Pada dahan-dahan pohon yang gersang,

Mengabarkan kesedihan dan kegalauan

Semesta;

Pada bumi yang kian lapuk dilindas zaman.

Kau tahu?

Iramanya begitu perih meretas sepi,

Tangisannya lirih memecah angkasa,

Namun tanpa suara.

Jangan pernah menimpali,

Cukup dengarkan saja,

Atau

Ikutlah larut dalam iramanya,

Agar kau mendapatkan kesunyian

Yang benar-benar sempurna;

Yang kau butuhkan,

Hingga kau leluasa

Memunguti serpihan waktu yang berserakan,

Sambil berkisah tentang

Hatimu yang mulai ringkih,

Terpapar harapan yang telah usang.

Dan ijinkan aku menemani,

Bertafakkur dalam sepi,

Atau sekedar tunduk bersamamu terdiam dalam doa,

Lalu,

Kita akan merangkai cahaya-cahaya kemudian membingkainya

Menyelipkannya pada deretan-deretan awan,

Berharap menjelma fajar.

Ingat, tak perlu ada kata terucap,

Karena ini akan lebih indah bila tanpa suara.

Senin, 21 Februari 2011

J - U - D - A - S

Kau masih temanku, beberapa bulan lalu.

Sampai kau datang

mengayunkan pedang kearahku

Pedang yang sama-sama kita asah

Hadiah untuk sang dewi keadilan

Yang mungkin akan datang

Kelak, di negeri ini.


Terdengar sedikit kasar??

tak perduli..

Memutus silaturahim??

ya, inilah yang terjadi..


masihkah kau ingat semua perdebatan kita?

Diskusi-diskusi panjang kita?

tentang hukum di negeri ini;

tentang politikus busuk di DPR sana;

tentang si bocah Khoyaroh;

tentang keadilan dan ketidakadilan;

Dan banyak lagi..

Tentang negeri kita Indonesia


Apa kau telah amnesia??

Atau mereka telah mencuci otakmu..,

Mengamputasi nuranimu..,

Dan mengganti mata hatimu

Dengan jabatan dan kedudukan yang begitu kemilau??


Lihatlah dirimu

yang beberapa bulan lalu

masih berkoar tentang idealisme

menceramahiku tentang memperjuangkan idealitas

Dan sekarang..,

Kau menyuruhku untuk realistis

mengajariku tentang kebutuhan dan kepentingan

dan mengajakku

menjadi Judas bagi segala idealisme kita.


Ya… cukup beberapa bulan

hanya beberapa bulan..

Jabatan sanggup membuatmu menjadi durjana.


Kau tau...??

Aku takut menjadi sepertimu.

7 Februari 2011

...D I A M...

Diam mengandung seribu makna?!

Entah,

tak ada yang tau..


Tapi diam bukan jawaban

hanya sebuah isyarat.

Bahwa setiap pertanyaan, tak harus selalu dijawab

saat ini

Butuh proses, ada aturan

waktu berfikir.


Tak perlu tergesa-gesa

meski waktu takkan menunggumu,

yakinlah!

Saya akan berhenti,

menunggumu

sampai waktu berikutnya tiba.


atau mungkin,

sampai saat terakhir datang

di ujung persimpangan ini

Entah kapan.

5 Februari 2011

kelam

Tiba-tiba, langit menghitam

pekat

paparkan kekelaman,

kesunyian

dan banyak kegetiran disana.


ada suka, kenangan

dan kini hanya duka yang tertinggal


yang kulihat

tsunami membadai di matamu,

isyarat kesedihan

yang menjelma tangis.


bersabarlah kawan!!

Untuk Saudariku yang tengah berduka

30 Januari 2011


"Senyumlah"

Maaf..

tentang senyummu,

aku suka

dan malam ini,

kau lalai memberikannya padaku..


ah, tidak..tidak..

teramat egois berkata begitu


padahal, kita sedang "berhadapan"

apa susahnya memberikan senyuman itu

lagi, kepadaku...

tak maukah kau bersedekah kepadaku?


oh, ya..ya..

bodoh sekali.


aku tau kau sedang sibuk.

dengan satu proyek besarmu..

tak apalah, toh nanti..

saat semua sudah kelar,

kita akan kembali bertemu

dalam malam-malam yang sepi ini.


dan

akan ku tagih senyum manis

dari bibirmu kawan...

ya...kuharap itu untukku.


27 Januari 2011

Malam...(lagi)

Aku mencintai malam!

Sampai kau datang...
mengambil keindahannya.,

dan..,
Aku mencintaimu.!

Tentang Malam

Ini tentang malam..

dimana kita biasa bertemu.

Bertemu??? Tidak..tidak..

Mungkin bukan sebenar-benarnya pertemuan

hanya sebuah perjumpaan-perjumpaan kecil

dimana aku dapat melihat senyuman-senyumanmu

atau..

hanya sekedar memandangi wajahmu yang menyejukkan itu


Kau tahu..

aku selalu menantikan malam-malam itu

meski mungkin disana ada kelamnya sepi

tapi kau selalu hadir

sebagai bintang alpha yang benderang


kau tahu..

aku selalu ingin menahanmu

agar kau tak segera beranjak pergi

dan akan kita habiskan malam-malam itu

menunggui pagi, membawamu ke siang hidupku

mungkin..

suatu saat..


tapi,

saat ini kumandang azan subuh kembali menyadarkanku..

untuk bersimpuh dihadapNya

KENANGLAH

Jangan pernah mengINGATku karena kau akan lupa..

Cobalah mengENANGku, karena ku akan abadi dalam hidupmu..

jadi..,
abadi-kanlah aku,
meski hanya dalam kenangan-mu.!

...MERDEKA...

Merdeka...

hanya sebuah kata

sederhana namun begitu kompleks

mungkin sebuah tanya, seruan, pernyataan

Atau tak berarti apa-apa

entahlah..

Merdeka...

Kata itu kadang terasa akrab

namun, terkadang sangat asing

di telingaku

Kemarin, pekikan "Merdeka"

sanggup menyatukan kebinekaan negeri ini

Hari ini, kata "Merdeka"

mungkin hanya sebagai simbol pada euforia 17-an

Esok, entah "Merdeka" itu bermakna apa?

tahukah??!

Merdeka itu tak sekedar bebas dari penjajah

Merdeka bukan cuma lepas dari keterkungkungan

apalagi cuman euforia belaka

Merdeka adalah mandiri

Merdeka adalah kesejahteraan bagi rakyat

Merdeka adalah terwujudnya keadilan bagi semua

Merdeka adalah ketika hukum menjadi tak berjarak dengan keadilan

Merdeka adalah bebas dari korupsi dan kolusi

Merdeka adalah berdaulat terhadap seluruh wilayahnya

Merdeka adalah pemerintahan yang bersih dan peduli pada rakyatnya

Merdeka menimbulkan konsekuensi dan tanggung jawab

Karena Merdeka adalah perjuangan


17 Agustus 2010

Keadilan di Negeri Duka

Tanyakanlah
pada barisan pegunungan di Tanah Rencong
tentang arti keadilan
yang kalian sematkan pada barisan kalimat indah dasar negeri ini

Tanyakanlah
pada setiap inci persada Pelagandong
tentang konsep keadilan
yang sering kalian dengungkan
dalam seremonial-seremonial tujuh belasan

Tanyakanlah
pada rimbunan belantara bumi Papua
tentang rasa keadilan
yang tak pernah kalian berikan
dari setiap gram emas yang terkeruk

Sebab kami tak pernah mengenal
apa itu keadilan
Sebab kami tak pernah tahu
rupa dan bentuk keadilan itu

Karena suara ini nyaris tak bersisa
Karena peluh dan air mata tlah mengalir bercampur darah
Karena kedua tangan ini sudah remuk tak berdaya
untuk,
Mencari keadilan di Negeri duka..


14 Agustus 2010

Sabtu, 22 Januari 2011

O P S I


Ini tentang pilihan-pilihan dalam hidupmu. Saat dimana kau dihadapkan pada beberapa pilihan yang harus segera kau tentukan, karena ini menyangkut keberlanjutan hidupmu kelak. Tahukah kau, kita perlu mengenal setiap pilihan-pilihan itu untuk memperoleh gambaran jelas seperti apa pilihan-pilihan itu sebenarnya dan akhirnya kita bisa menentukan dengan tepat apa yang seharusnya kita ambil.

Ini seperti ketika kita akan membeli sebuah pakaian. Kita takkan mungkin mendapatkan baju yang tepat dan pas hanya dengan sekali pandang. Tentunya kau harus mencobanya satu-persatu didepan cermin dan bahkan ada kondisi dimana kau meminta pertimbangan orang lain tentang beberapa pilihan baju itu. Banyak pertimbangan yang akan kau ambil untuk menentukan dan menjatuhkan pilihan pada baju yang tepat. Mungkin itu tentang bahan yang digunakan, warna, model, ukuran dan bahkan harga.

Saya pernah berdiskusi dengan seorang teman pada suatu pagi ketika kami baru saja tiba di tempat kerja . kami membahas metode mendidik yang tepat yang sebaiknya diterapkan orang tua untuk memberi pemahaman kepada anak-anaknya tentang baik dan buruknya sesuatu dalam hidup ini.

Orang tua seharusnya memberikan pemahaman tentang baik dan buruknya sesuatu dengan seimbang kepada si anak dengan menjelaskan secara detail akibat dan konsekuensi yang bakal didapat ketika akan melakukan sesuatu.

Misal, untuk memberi pemahaman dampak negatif narkoba dan miras, orang tua sebaiknya memperkenalkan seperti apa narkoba dan miras itu. Mungkin dengan cara membawanya ke tempat rehabilitasi pecandu narkoba atau ke lembaga pemasyarakatan khusus narkotika dan memperlihatkan kondisi orang-orang yang pernah mengkonsumsi atau bahkan telah menjadi pecandu. Dengan begitu di alam bawah sadar anak akan tertanam dampak-dampak negatif yang akan didapatkan dengan mengkonsumsi narkoba.

Mungkin sedikit ekstrim, Orang tua teman saya tersebut bahkan sempat menawarkan narkoba (shabu-shabu) untuk dicoba oleh anaknya dan setelah itu mereka bertanya bagaimana rasanya? Dan tentu saja teman saya berkata “tidak” karena barang haram itu memang membuatnya pusing.

Seperti halnya bagi seorang muslim ketika orang tua ingin mengajaarkan kewajiban shalat 5 waktu. Anak terlebih dahulu diberi pemahaman tentang kejadian manusia, tentang posisi manusia sebagai hamba Allah, dan tentang akan kemana kita setelah mati nanti. Baru kemudian si Anak diberitahu tentang kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya.

Pemberian pemahaman seperti ini sangat penting agar si Anak tidak hanya menerima perintah dan larangan, baik dan buruk sebagai sebuah dogma belaka.

Kita bisa bercermin tentang bagaimana Rasulullah menanamkan dan memberikan pemahaman tentang Tauhid kepada masyarakat Mekkah. Rasulullah tidak serta merta menjejalkan kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan kepada masyarakat mekkah pada waktu itu yang masih asing dengan Islam. Bahkan butuh watu belasan tahun untuk memberikan pemahaman tentang ketauhidan barulah memperkenalkan kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi dalam islam.

Tentunya setelah menerima informasi tentang baik buruk, sebab dan akibatnya, si Anak dapat memilah dan memilih sendiri yang terbaik untuk diri dan hidupnya.

Kesimpulannya, Saya hanya ingin mengatakan jika kau dihadapkan pada beberapa pilihan dalam hidupmu, sebaiknya kenalilah dulu kriteria, ciri dari masing-masing pilihan itu agar kau bisa menentukan mana yang tepat dan terbaik untukmu. Sehingga suatu saat, kau takkan menyesal pernah berkata “inilah pilihanku dan ini yang terbaik untuk diriku!”. Semoga..