Rabu, 01 Oktober 2008

Minal Aidhin WAl Faidzin


Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar.... Laa ilaaha Illallaah...Hu Allahu Akbar... Allahu Akbar Walillaa Hilhamd...

Gema Takbir berkumandang bertalu-talu mengiringi hari kemenangan meninggalkan bulan ramadhan yang penuh berkah dan ampunan.
Akhirnya hari kemenangan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di seantero dunia telah tiba. Bersyukurlah mereka yang melewati bulan ramadhan dengan penuh kesabaran, ikhlas dan tawakkal kepada Allah Swt. Perayaan Idul Fitri terkandung makna yang sangat luas karena mencakup hubungan manusia dengan Tuhannya dan dengan sesamanya manusia.

Pertanyaannya yang akan muncul kemudian adalah apakah puasa kita diterima atau tidak? Apakah puasa yang kita lakukan ini hanya ritual simbolik semata, sebatas menahan lapar dan dahaga? Bagi umat muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri merupakan hari kemenangan sejati dimana Allah akan membalasnya dengan ridha dan magfirahNya. Tidak sampai disitu, dalam perayaan Idul Fitri juga terkandung makna social yang lebih penting. Karena jangan sampai disaat kita sedang bersuka cita berpesta merayakan Lebaran, ada diantara saudara-saudara kita yang tengah dalam keadaan menderita karena tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Itulah sebenarnya makna dari diwajibkannya orang muslim untuk mngeluarkan zakat fitrah pada bulan rhamadhan. Agar kita dapat berbagi bersama orang-orang yang mungkin kurang beruntung.

Selain itu dalam idul fitri juga terkandung makna saling memaafkan diantara sesama. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah setelah selesai melakukan shalat bersama sahabat beliau mengaminkan sebanyak tiga kali dalam doanya. Setelah shalat itupun para sahabat bertanya mengapa Rasul mengaminkan sebanyak 3 kali. Rasulullah menceritakan bahwa dia mengaminkan doa malaikat Jibril as yang memohon 3 doa kepada Allah; Jibril berdoa agar Allah tidak menerima amalan ibadah puasa anak yang berdosa kepada orang tuanya, suami yang berdosa kepada istrinya atau sebaliknya, dan orang yang memiliki kesalahan terhadap orang lain sedang orang tersebut belum ridho untuk memaafkan kesalahnya.

Minal ‘Âidîn wal Faizîn Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H (mohon maaf lahir dan batin)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan cuman diliat ya.....satu dua kata cukup lahh....biar jadi motifasi tuk nulisx.